SENSOR FISIKA
1. PENDAHULUAN
Transduser sendiri berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Bagian masukan dari transduser disebut “sensor ”, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas).
Sehingga definisi transduser adalah alat yang biasa pada elektonika, kelistrikan, mekanik elektronik, elektromagnetik, digunakan mengubah energi dari satu energi ke bentuk energi yang lain untuk berbagai pengukuran atau transfer informasi. Contoh umum adalah mikrofon, pengeras suara, termometer, posisi dan sensor tekanan, dan antena. Untuk itu tanpa adanya pengaplikasian sensor dan tranduser mungkin pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah akan mudah seperti saat ini.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang sangat
cepat. Teknologi tersebut tentu tidak terlepas penggunaan sensor dan tranduser.
Sensor dan tranduser kini dibuat menjadi berbagai inovasi dan kreatifitas yag
dituangkan menjadi suatu alat ataupun piranti lunak dengan tujuan untuk
membantu memudahkan aktivitas manusia.
Sedangkan pengertian sensor sendiri adalah peralatan yang digunakan untuk
mengubah besaran fisis tertentu menjadi besaran listrik equivalent yang siap
untuk dikondisikan ke elemen berikutnya. Sensor dapat dianalogikan
sebagai sepasang mata manusia yang bertugas membaca atau mendeteksi data/
informasi yang ada di sekitar. D Sharon, dkk
(1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk
mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi,
energi mekanik dan sebagainya. Sensor sendiri ada banyak jenis dan
modelnya, begitupun dengan tranduser. Salah satu jenis sensor adalah sensor
fisika. contoh sensor fisika adalah LDR (Light Dependen Resistor) dimana
sensor ini mendeteksi adanya intensitas cahaya. Biasanya LDR ini digunakan pada
lampu-lampu jalan tol.Transduser sendiri berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Bagian masukan dari transduser disebut “sensor ”, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas).
Sehingga definisi transduser adalah alat yang biasa pada elektonika, kelistrikan, mekanik elektronik, elektromagnetik, digunakan mengubah energi dari satu energi ke bentuk energi yang lain untuk berbagai pengukuran atau transfer informasi. Contoh umum adalah mikrofon, pengeras suara, termometer, posisi dan sensor tekanan, dan antena. Untuk itu tanpa adanya pengaplikasian sensor dan tranduser mungkin pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah akan mudah seperti saat ini.
2.
PENGERTIAN
Sensor fisika adalah sensor yang
mengubah besaran fisika menjadi besaran listrik.
3. ANALOGI SENSOR FISIKA PADA MANUSIA
Berdasarkan pengertian sensor fisika, maka sensor fisika dapat di analogikan sebagi indra pada manusia. Berikut adalah analogi sensor fisika pada manusia :
4. MACAM-MACAM SENSOR FISIKA
Besaran fisika ini dapat berupa suhu, kecepatan, intensitas cahaya, kelembaban, tekanan dan lain-lain. Macam- macam sensor fisika adalah :
3. ANALOGI SENSOR FISIKA PADA MANUSIA
Berdasarkan pengertian sensor fisika, maka sensor fisika dapat di analogikan sebagi indra pada manusia. Berikut adalah analogi sensor fisika pada manusia :
a. Mata
Mata sebagai indra penglihatan mengubah sesuatu yang kita lihat menjadi informasi. Sebagai contoh adalah saat kita berjalan kemudian melihat lubang dijalan maka kita akan secara reflek menghindari lubang tersebut. Lubang tersebut adalah informasi yang kemudian diolah di otak sehingga kita dapat menghindari lubang tersebut.
b. Hidung
Hidung merupakan indra penciuman yang mengubah sesuatu yang kita cium menjadi informasi. Misalnya adalah ketika kita mencium bau terbakar atau gosong maka secara reflek kita akan mencari sumber bau tersebut.
c. Telinga
Telinga merupakan indra pendengaran yang mengubah suara menjadi informasi. Contoh ketika kita mendengar bel masuk, maka kita tahu bahwa sudah waktunya masuk kerja/kuliah maka kita akan segera memasuki ruang kerja/kuliah.
d. Kulit
Kulit menjadi indra peraba yang mengubah sesuatu yang kita rasakan semisal kasar, lembut, panas atau dingin menjadi informasi. Contohnya adalah ketika kita hendak meminum kopi yang panas, maka kita kan menyentuh cangkirnya terlebih dahulu untuk memastika kopi tersebut sudah tidak begitu panas atau belum.
e. Lidah
Lidah merupakan salah satu indra manusia yang paling peka. Lidah merupakan indra perasa yang yang mampu membedakan sesuatu yang indra lain belum tentu bisa membedakannya. Contohnya adalah gula dan garam yang halus. Kita hanya dapat membedakannya dengan cara merasakannya, karena bentuknya yang sangat halus sehingga sulit dibedakan secara kasat mata maupun secara fisik atau diraba.
Besaran fisika ini dapat berupa suhu, kecepatan, intensitas cahaya, kelembaban, tekanan dan lain-lain. Macam- macam sensor fisika adalah :
A.
Sensor cahaya
Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk
merubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah
energi dari foton menjadi elektron. Contoh komponen yang termasuk ke dalam sensor cahaya yaitu :
1)
LDR (Light
Dependent Resistor)
LDR adalah
sebuah resistor dimana nilai resistansinya akan berubah sesuai dengan cahaya
yang menimpanya. Nilai resistansi LDR akan naik jika keadaan ruangan/lingkungan
gelap dan nilai resitansinya akan turun apabila keadaan ruangan atau
lingkungannya terang. Contoh penggunaan LDR adalah pada lampu jalan tol.
Gambar 2.1
LDR (Light Dependent Resistor)
2)
Fotovoltaic atau sel solar
Fotovoltaic adalah sensor yang mengubah energi sinar
menjadi senergi listrik. Contoh penggunaan dari foltovoltaic adalah pada
pembangkit listrik tenaga surya.
Gambar 2.2 Fotovoltaic
Sumber : www.ccidj.ro
3) Photo Dioda
Photo dioda
adalah dioda yan berfungsi sebagai sensor cahaya dengan cara memberikan
tegangan forward bias. Contoh penggunaan photo dioda adalah sebagai penerima
sinyal infra red pada remote control.
Gambar 2.3
Photo dioda
Sumber : annurandrian.blogspot.com
4) Phototransistor
Phototrasnsistor
adalah jenis transistor yang bias basisnya berupa cahaya infra merah. Besarnya
arus yang mengalir antara kolektor dan emitor adalah sebanding dengan besarnya
cahaya yang diterima oleh phototransistor. Contoh penggunaan phototransistor
adalah sebagai pintu otomatis.
Gambar 2.4 Phototransistor
Sumber : http://elektronika-dasar.web.id/wp-content/uploads/2012/09/Bentuk-Simbol-Photo-Transistor.jpg
B. Sensor Suara
Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu
merubah gelombang sinusioda suara menjadi gelombang sinus energi
listrik. Sensor
suara berkerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang
mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga
terdapat sebuah kumparan kecil di balik membran tersebut naik dan turun. Oleh
karena kumparan tersebut sebenarnya adalah ibarat sebuah pisau
berlubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik-turun, ia juga telah membuat
gelombang magnet yang mengalir melewatinya terpotong-potong. Kecepatan gerak
kumparan menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya. Prinsip kerja sensor suara yaitu merubah besaran
suara menjadi besaran listrik. Contohnya adalah microfon.
C.
Sensor Suhu
Macam-macam sensor
suhu adalah sebagai berikut :Sensor suhu adalah sensor yang mengubah besaran
fisik suhu menjadi besaran listrik.
1) Thermocouple
Thermocouple adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung ujungnya sehingga menimbulkan efek "thermo-electric". Contoh penggunaan thermocouple adalah pada industri besi dan baja dan sebagai termopile sensor radiasi.
Thermocouple adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung ujungnya sehingga menimbulkan efek "thermo-electric". Contoh penggunaan thermocouple adalah pada industri besi dan baja dan sebagai termopile sensor radiasi.
Gambar 2.5 Thermocouple
Sumber : wikipedia.org
2)
Resistant Temperature Detector (RTD)
Resistant Temperature Detector (RTD) adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menentukan nilai atau besaran suatu temperature atau suhu dengan menggunakan
elemen sensitif seperti platina, tembaga atau nikel murni yang memberikan nilai
tahanan yang terbatas untuk masing masing nilai temperatur di dalam suhunya.
Contoh penggunaan RTD adalah pada air conditioning dan refrigeration servicing.
Gambar 2.6 RTD
Sumber : rahmatelectronics.blogspot.com
3)
Thermistor
Thermistor
adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengukur suhu. Prinsip dari
thermistor ini adalah perubahan nilai hambatan terhadap suhu. Thermistor ini
ada dua jenis yaitu PTC (Positive Temperature Coeffisient) dan NTC (Negative
Temperature Coefficient). Nilai hambatan dari PTC akan naik apabila suhunya
naik atau turun apabila suhunya turun. Sedangkan nilai hambatan NTC akan naik
apabila suhunya turun dan nilai hambatannya akan turun apabila suhunya
naik.Contoh penggunaan thermistor adalah pada penghidup kipas angin otomatis.
Sumber : www.sowparnikathermistors.com
4)
IC LM35
IC ini berfungsi untuk mengubah perubahan
temperatur dalam suatu lingkungan menjadi besaran elektrik. Contoh penggunaan
IC ini adalah pada rangkaian pendeteksi suhu pada lampu merah.
Gambar 2.8
IC LM35
Sumber : Sumber
: www.electroschematics.com
D.
Sensor Tekanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis
menjadi sinyal listrik. Daya yang diberikan pada
kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga
menyebabkan ukuran kawat berubah dan berubah pula tahanannya. Salah satu contoh dari
sensor ini adalah sensor strain-gauge dimana apabila sensor ini tertekan maka bentuknya
akan berubah dan perubahan bentuk ini akan menyebabkan perubahan nilai tahanan. Biasanya sensor ini digunakan pada lift atau pada jembatan timbang.
Sumber : fisikaveritas.blogspot.com
E. Sensor
Percepatan
Sensor
percepatan adalah sensor yang digunakan untuk mengukur percepatan, mendeteksi
dan mengukur getaran (vibrasi), dan
mengukur percepatan akibat gravitasi. Contoh : Accelerometer. Contoh
penggunaan accelerometer adalah sistem airbag pada mobil.
Sumber : www.geyosoft.com
F. Sensor Kecepatan (RPM)
Sensor kepecepan atau RPM (Rotation per menit) adalah sensor yang berfungsi untuk mengubah kecepatan suatu benda yang berputar menjadi besaran listrik. Besarnya besaran listrik yang dihasilkan sama dengan besarnya kecepatan. Contoh adalah kincir angin.
5.
APLIKASI
SENSOR FISIKA
Salah satu
aplikasi dari sensor fisika adalah rangkaian alarm kebakaran dimana rangkaian
ini menggunakan thermistor. Gambar rangkaiannya adalah sebagai berikut :
Sumber : http://edukasielektro.blogspot.com
Pada rangkaian ini digunakan timer
NE555 dan sensor suhu thermistor (NTC) untuk mendeteksi suhu yang tinggi.
Prinsip kerja dari sensor suhu ini yakni apabila suhu disekitar sensor tinggi
maka resistansi yang ada pada sensor akan kecil. Sedangkan apabila suhu rendah
maka resistansi akan tinggi. Jika resistansi dari sensor kecil, maka tegangan
supply akan dapat mengalir melewati sensor dan mengaktifkan transistor.
IC1
NE555 sebagai pengatur frekuensi dari audio. Transistor 1 dan 2 digunakan
sebagai driver IC1. Output (pin 3) dari IC1 akan memicu basis transistor T3
(SL100), yang menggerakkan speaker untuk menghasilkan suara alarm. Frekuensi
NE555 tergantung pada nilai-nilai resistensi R5 dan R6 dan kapasitansi sensor
suhu C2. Ketika suhu menjadi panas, akan memberikan resistansi rendah sehingga
tegangan supply dapat mengalir ke basis transistor T1 melalui dioda D1 dan R2.
Kapasitor C1 akan terisi tegangan
positif sehingga akan meningkatkan waktu pada saat alarm menyala. Semakin besar
nilai C1, semakin besar bias positif diterapkan pada basis transistor T1
(BC548). Kolektor T1 digabungkan ke dasar transistor T2, T2 transistor
memberikan tegangan positif untuk pin 4 (reset) dari IC1 (NE555). Resistor R4
akan membuat IC1 NE555 terus aktif meskipun tidak ada tegangan positif yang
mengalir.
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasielektro.blogspot.com
https://www.academia.edu/9979139/Sensor_dan_transduser
https://www.academia.edu/8082946/tranduser
https://jajakustija.files.wordpress.com
http://rahmatelectronics.blogspot.com/2014/03/macam-macam-sensor-dan-fungsinya.html)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Sensor)
bermanfaat. terimakasih :)
BalasHapus